Krakatau
adalah nama sebuah kelompok musik jazz-worldmusic Indonesia. Krakatau, yang
namanya terinspirasi dari Gunung Krakatau, dimotori oleh Dwiki Dharmawan dan
Pra Budi Dharma. Namun dalam perjalanan kariernya grup musik ini mengalami
banyak pergantian personel hingga perubahan genre musiknya. Awalnya Krakatau
memainkan jazz, rock dan fusion jazz, namun kini
menjadi Jazz-Worldmusic.
Sepanjang kariernya Krakatau mengalami tiga kali perubahan besar. Formasi
pertama adalah Pra Budi Dharma, Dwiki Dharmawan, Donny Suhendra dan Budhy
Haryono. Formasi kedua adalah Pra Budi Dharma, Dwiki Dharmawan, Donny Suhendra,
Indra Lesmana, Gilang Ramadhan dan Trie Utami. Dan formasinya yang terakhir
hingga kini adalah:
Dwiki
Dharmawan
Pra
Budi Dharma
Nya
Ina Raseuki (Ubiet)
Ade
Rudiana,
Yoyon
Dharsono,
Zainal
Arifin,
Gerry
Herb
Kelompok
ini telah melanglang buana ke berbagai negara di Eropa, Amerika, Kanada, Asia
bahkan ke Amerika Latin.
Awal
terbentuk
Krakatau
dibentuk pada tahun 1984 di Cipaganti, Bandung atas prakarsa Pra Budi Dharma,
Dwiki Dharmawan, Budhy Haryono dan Donny Suhendra. Pada saat itu Pra Budidharma
yang piawai dalam bermain bass baru saja pulang dari Amerika Serikat. Dwiki
Dharmawan (keyboard) adalah lulusan sekolah musik di Bandung. Budhy Haryono
(drum), adalah mantan anggota Jamrock, kini bernama Jamrud dan Donny Suhendra
dikenal akrab di kalangan pemusik Bandung sebagai gitaris jazz rock. Mereka
bersepakat membentuk sebuah grup musik yang berkiblat pada musik-musik fusion
jazz. Pertama tercetus ide dengan menggunakan nama Delta, kemudian Mesopotamia,
dan akhirnya pilihan jatuh pada nama Krakatau, yang kebetulan letak
geografisnya juga di daerah Jawa Barat sesuai dengan asal grup musik ini
dibentuk. Krakatau memang menentang arus musik pada masa itu, yang kebanyakan
di Indonesia didominasi oleh musik-musik rock seperti contohnya El Pamas, Power
Metal dan Slank. Juga tren penyanyi-penyanyi wanita yang dikenal dengan julukan
lady rocker, seperti contohnya Ita Purnamasari, Nicky Astria, Atiek CB , Nike
Ardila dan Anggun C. Sasmi. Karena banyaknya penyanyi yang mencuat berasal dari
Bandung, maka pada masa itu musisi asal Bandung mulai dijadikan barometer bagi
industri musik di Indonesia. Banyak pihak dari kalangan penyelenggara yang
berminat menyelenggarakan festival-festival rock untuk mencari bibit-bibit
pemain baru. Uniknya disela-sela itu, masih banyak juga kalangan musisi dan
penikmat musik yang berapresiasi pada musik lain yaitu musik jazz. Salah satunya
dengan adanya Jazz Corner, suatu acara jazz yang kerap diadakan di Bumi Sangkuriang,
Ciumbuleuit, Bandung. Krakatau tampil untuk pertama kalinya di Bumi
Sangkuriang. Dengan format awal tanpa menggunakan seorang vokalis. Kehadiran
Krakatau terasa membawa warna lain karena memainkan jazz fusion yang pada waktu
itu masih tergolong jarang dan tak biasa. Satu-satunya band jazz pendahulunya
yang pernah terbentuk asal Bandung adalah D’Marzio. Namun band ini hanya pernah
tercatat dalam kurun waktu era tahun 1970-an saja. Dari pojok jazz di Bumi
Sangkuriang itu, Krakatau mulai menjadi perhatian musisi muda Bandung. Kemudian
grup musik ini mulai berfikir untuk mencari vokalis yang sekiranya cocok untuk
Krakatau. Pada awalnya vokalis Krakatau adalah Hari Moekti, seorang vokalis
dengan warna rock serak ala Rod Stewart. Namun Hari Moekti tak berlangsung
lama. Kemudian Ruth Sahanaya sempat mendapatkan tawaran untuk mengisi
kekosongan pada posisi vokalis. Akhirnya pilihan Pra Budidharma jatuh pada
sosok Trie Utami. yang menurutnya menarik dan berbakat, namun waktu itu Trie
Utami belum berstatus sebagai seorang vokalis. Ia masih lebih dikenal sebagai
pemain piano dan penyiar sebuah radio bersegmen remaja. Krakatau makin lama
makin unjuk gigi, terlihat pada penampilannya pada malam tahun baru 1985,
Krakatau menunjukkan permainan terbaiknya saat bermain pada acara Jazz Break di
Bumi Sangkuriang. Dalam pertunjukkan itu, Krakatau memainkan jenis jazz fusion
ala Miles Davis dan berhasil sukses memikat dan memukau para pengunjung
penikmat jazz.
Masuknya
Indra, Gilang dan Trie Utami
Pada
tahun 1986 Krakatau mendapat tawaran rekaman untuk yang pertama kali, tawaran
itu datang dari perusahaan rekaman musik Billboard. Namun Krakatau masih
memiliki sejumlah kendala, pertama Krakatau belum memiliki lagu sendiri, Ke dua
Ruth Sahanaya belum mengiyakan tawaran menjadi vokalis Krakatau. Di kemudian
hari, Ruth Sahanaya memilih untuk menjadi penyanyi solo dan menjalin kerjasama
dengan Aquarius Musikindo. Beberapa waktu setelah itu Dwiki mencoba menawarkan
kembali kepada Trie Utami untuk mengisi kekosongan vokalis di tubuh Krakatau ,
ternyata Trie yang juga teman kecil dari Dwiki saat belajar musik di Bina
Musika, Bandung itu menerima tawaran tersebut. Padahal Trie tidak pernah
bercita-cita menjadi penyanyi sebelumnya. Pada titik awal ini Krakatau akhirnya
menyerah pada selera pasar, Budhy Haryono pemain drum Karakatau saat itu
memilih untuk keluar, karena Budhy memang tidak pernah berniat membentuk grup
musik yang terlalu menuruti pasar. Awalnya Karakatau memang lebih banyak
memainkan jazz fusion instrumental seperti Uzeb dan The Yellow Jacket. Untuk
persiapan rekaman akhirnya posisi Budhy digantikan oleh Gilang Ramadhan dan
penambahan pemain keyboard yang diisi oleh Indra Lesmana. Pada formasi ini
akhirnya lahirlah hits single “Gemilang” pada tahun 1986. Album pertama
Krakatau ini menjadi kental dengan nuansa musik pop. Tak ada nuansa jazz
eksperimental seperti yang mereka impikan sejak pertama dulu.
Perjalanan
Karir
Musikus
lain yang pernah menjadi anggota Krakatau antara lain adalah Indra Lesmana,
Gilang Ramadhan, Donny Suhendra, Trie Utami dan Budhy Haryono.
Diskografi
1986
- Gemilang
1987
- La Samba Primadona
1988
- Kau Datang