God
Bless adalah grup musik rock yang telah menjadi legenda di Indonesia. Dasawarsa
1970-an bisa dianggap sebagai tahun-tahun kejayaan mereka. Salah satu bukti
nama besar mereka adalah sewaktu God Bless dipilih sebagai pembuka konser grup
musik rock legendaris dunia, Deep Purple di Jakarta (1975).
Personil
Ahmad
Albar - Lead Vocal
Djusuf
'Ian' Antono - Guitar , Backing Vocal
Donny
Fattah Gagola - Bass , Backing Vocal
Abadi
Soesman - Keyboard , Piano , Synth , Backing Vocal
Yaya
Moektio - Drum , Percussions
Mantan
Personil
Yockie
Soerjoprajogo - Keyboard , Piano , Synth
Soman
Lubis - Keyboard , Piano , Synth
Fuad
Hassan - Drum
Ludwig
Le Mans - Guitar
Teddy
Sujaya - Drum
Eet
Sjahranie - Guitar
Gilang
Ramadhan - Drum
Sejarah
Era
1970-an
Berdirinya
God Bless berawal dengan kembalinya Ahmad "Iyek" Albar kembali ke
Tanah Air setelah beberapa tahun tinggal di Belanda, ia pun berangan-angan
membentuk band sendiri yang lebih serius. Beliau kembali dari Belanda bersama
dengan Ludwig Lemans (gitaris Clover Leaf, band Iyek ketika masih di Belanda).
Iyek lalu mengajak (almarhum) Fuad Hassan (drum) dan Donny Fattah (bass) untuk
membentuk band. Inilah yang melatarbelakangi berdirinya Crazy Wheels, sebelum
akhirnya band tersebut - yang mengadakan konser perdananya di TIM (Taman Ismail
Marzuki) lalu mengikuti pentas musik "Summer '28", semacam pentas
'Woodstock' ala Indonesia di Ragunan, Jakarta, yang diikuti berbagai band dari
Indonesia, Malysia dan Filipina - mengubah namanya menjadi God Bless pada tanggal
5 Mei 1973.
Jockie
Surjoprajogo (keyboard) sendiri baru bergabung dengan Crazy Wheels/God Bless
pada awal tahun 1973. Beliau dimaksudkan sebagai pengganti Deddy Dores - yang
sempat bergabung dengan God Bless namun tidak bertahan lama dalam band tersebut
karena harus mengurus bandnya sendiri, Rhapsodia. Namun Jockie juga tidak bisa
bertahan lama. Posisi beliau pun digantikan oleh (almarhum) Soman Lubis.
Pada
bulan Juni 1974, Fuad Hasan dan Soman Lubis (keyboard) mengalami kecelakaan
lalu lintas di Tugu Pancoran, Jakarta Selatan. God Bless pun melalui masa
berkabung. Ditambah lagi, sang gitaris Ludwig Lemans juga memutuskan untuk
keluar dari God Bless. Dengan demikian, personel yang tersisa tinggal Ahmad
Albar dan Donny Fattah. Untuk mengisi kekosongan pada kibor, mereka mengajak
Jockie untuk bergabung kembali. Jockie lantas mengajak Ian Antono (gitar) dan
Teddy Sujaya (drum) untuk bergabung dengan God Bless.
Untuk
mengenang Fuad Hassan dan Soman Lubis, God Bless tampil di TIM dengan tema
mengenang seratus hari Fuad Hasan dan Soman Lubis dengan atraksi mengusung peti
mati diatas panggung.
Pada
awalnya, God Bless bukanlah band yang memiliki lagu. Mereka hanya band yang
biasa membawakan lagu-lagu orang lain, seperti Kansas, Easy Beast, Genesis,
Deep Purple, pada setiap penampilan mereka. Proses masuknya band legendaris ini
kedalam dapur rekaman dimulai dengan coba-coba. Mereka menulis lagu, dan lantas
merekamnya. Mereka merekamnya di sebuah studio yang dikelola oleh Alex Kumara
(ahli broadcast). Rekaman-rekaman ini bisa sampai ke telinga PT Aquarius
Musikindo karena Suryoko - bos Aquarius - sering belajar gitar di rumah Ian.
Mereka berdua memang sudah bersahabat sejak lama. Dan pada tahun 1975, God
Bless merilis album perdananya.
Era
80-an
Menjelang
pembuatan album kedua, Jockie Surjoprajogo keluar dari formasi, posisinya
kemudian diambil alih oleh Abadi Soesman yang bergabung tahun 1979 dan ikut
terlibat di pembuatan album Cermin (1980). Berbeda dengan album sebelumnya yang
rekaman jalan sambil menyelesaikan materi lagu, Album Cermin (1980) dikonsep
dan dipersiapkan secara matang beberapa bulan sebelum masuk rekaman. Pada album
ini, konsep musik God Bless sedikit berubah menghadirkan ramuan aransemen
lagu-lagunya terkesan lebih rumit, disamping membutuhkan skill masing-masing
personel yang tinggi juga kekompakan dalam memainkannya, seperti lagu Musisi,
Anak Adam, Selamat Pagi Indonesia atau Sodom Gomorah. Bahkan ketika rekaman,
Teddy Sunjaya tidak menggunakan metronome seperti kebanyakan rekaman yang lain.
Album Cermin pun merupakan representasi dari pemberontakan God Bless terhadap
dominasi industri rekaman ketika itu yang selalu mencekokkan komersialisme atas
tuntutan pasar yang ketika itu sedang didominasi musik pop yang bertemakan
cinta dalam pandangan secara sempit. Album ini sering disebut-sebut sebagai
album God Bless paling idealis dan terbaik dari sisi musikalitasnya. Dan
menjadi barometer kualitas sebuah band rock waktu itu, manakala mampu memainkan
lagu-lagu dari album Cermin. Dua tahun setelah album Cermin dirilis, Abadi
Soesman mengundurkan diri.
Pada
sekitar tahun 1980-an, salah satu promotor rock asal Surabaya, Log Zhelebour
mulai gencar mementaskan festival rock di Indonesia, dan mulailah membangunkan
God Bless dari "tidur panjangnya" dengan menjadikan lagu-lagu God
Bless sebagai lagu "wajib" juga personelnya menjadi juri di festival
yang akhirnya banyak melahirkan band-band rock di Indonesia, seperti Grass
Rock, Elpamas, sampai Slank.
Dari
sekedar menjadi juri tersebut, pada tahun 1988 God Bless akhirnya melahirkan
album come back Semut Hitam yang meledak di pasaran waktu itu, dengan hitsnya
seperti Rumah Kita, Semut Hitam, atau Kehidupan. Secara penjualan, album Semut
Hitam ini adalah album God Bless paling laris. Di album ini, terjadi lagi
perubahan konsep musik God Bless. Dari yang tadinya lebih bernuansa rock
progresif secara drastis berubah menjadi sedikit lebih keras dengan adanya
pengaruh musik hard rock dan heavy metal, disamping unsur komersil untuk
mempertimbangkan selera pasar. Pun demikian, kualitas musiknya masih tetap
kental dipertahankan. Album ini juga menjadi inspirasi anak muda agar dapat
terus berkarya dalam bidang musik rock. Namun, setelah album Semut Hitam
keluar, Ian Antono menyatakan keluar dari formasi God Bless. Posisinya kemudian
digantikan oleh gitaris muda berbakat, Eet Sjahranie. Setelah masuknya Eet
Sjahranie, pada tahun 1989 dirilislah album berjudul Raksasa dengan hits
Menjilat Matahari, Maret 1989, atau Misteri. Eet Sjahranie berhasil me-refresh
sound gitar Ian Antono dan menjadikan God Bless lebih agresif. Ian Antono
sendiri, setelah keluar dari God Bless terhitung sukses merintis karier solo
sebagai pencipta lagu, aranjer dan produser.
Era
90-an
Setelah
melewati masa vakum yang cukup panjang, tahun 1997, para personel God Bless,
termasuk Eet Sjahranie dan Ian Antono kembali berkumpul. 'Workshop' yang mereka
gelar di kawasan Puncak, menghasilkan sebuah album berjudul Apa Kabar. Namun
reuni ini tidak berlangsung lama karena Eet secara resmi mengundurkan diri dari
formasi God Bless dan konsentrasi untuk bandnya sendiri, Edane yang sejak tahun
1992 sudah merilis album perdananya, The Beast.
Walau
tidak banyak merilis album, God Bless, dianggap merupakan legenda grup musik
rock Indonesia karena dianggap sebagai pelopor yang memiliki kualitas bermusik
tinggi. Sepanjang perjalanannya, grup ini mengalami 15 kali lebih pergantian
personel yang disebut sebagai 'formasi', dan saat ini tinggal Ahmad Albar
(vokal), Ian Antono (gitar), dan Donny Fattah Gagola (bass) yang masih dapat
dikatakan sebagai personel aktif grup.
Era
2000-an
Pada
Februari 2009 lalu, mereka tampil di acara Kick Andy di Metro TV dengan 5 orang
personel, yaitu Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Donny Fattah (bass),
Yaya Moektio (drum) dan Abadi Soesman (kibor). Mereka menyatakan akan
mengeluarkan album baru dalam waktu dekat ini. Dan tepat pada awal Mei 2009,
God Bless akhirnya mengeluarkan album terbarunya yang berjudul 36th.
Diskografi
Album
1975
- God Bless
1980
- Cermin
1988
- Semut Hitam
1989
- Raksasa
1997
- Apa Kabar
2009
- 36th
Kompilasi
1990
- The Story of God Bless
1992
- 18 Greatest Hits of God Bless
1999
- The Greatest Slow Hits