Bhaskara
adalah sebuah nama grup musik berasal dari Indonesia yang memainkan musik
dengan genre Jazz fusion. Dibentuk pada tahun 1985, dengan nama Bhaskara 85.
Grup ini tercatat sebagai grup musik Indonesia yang pertama kali tampil di
arena bergengsi North Sea Jazz Festival.
Biografi
Grup
musik ini tampil pertama kali di Taman Ismail Marzuki, pada tanggal 2-3 Juli
tahun 1985 dengan formasi awal, Kiboud Maulana (gitar), Udin Zach saksofon,
Bambang Nugroho dan Didi Hadju sebagai keyboardis, Karim Suweileh (drummer),
Perry Pattiselanno pada bass, Luluk Purwanto (biola dan vokal), Dullah Suweileh
(perkusi), dan vokalis utamanya adalah Nunung Wardiman yang saat itu kebetulan
sedang sekolah di Perancis. Mereka membawakan 12 lagu, antara lain “Live is Too
Short To Worry”, “Japanese Child”, “Putri”, “Samba in Bali” dan “Es Lilin”
dengan aransemen ulang. Kehadiran Bhaskara di tengah tahun 1985 itu tidak lepas
dari peran Ireng Maulana yang bertindak sebagai produser pertunjukan dan
supervisor
grup ini.
Pada
tahun 1985 berangkatlah mereka ke North Sea Jazz Festival di Den Haag, Belanda.
Di bawah tanggung jawab Peter F. Gontha dari PT. Bhaskara Music Production.
Ternyata penampilan Bhaskara '85 dinilai cukup sukses hingga ketua panitia
North Sea Jazz Festival, Paul Acket meminta band tersebut kembali mengikuti
festival itu pada tahun berikutnya. Jadilah Bhaskara tampil di North Sea Jazz
Festival tahun 1986. Untuk kali kedua, formasi Bhaskara 86 mengalami sedikit
perubahan. Beruntung Bhaskara 86 mendapat panggung yang lebih luas dari pada
tahun sebelumnya. Luluk kembali menjadi primadona pementasan mereka. Komposisi
yang mereka bawakan dianggap telah memiliki dan mewakili warna musik
kepribadian yang khas unsur keIndonesiaannya. Sepulang North Sea Jazz Festival,
Bhaskara masuk ke dapur rekaman kembali disusul dengan show di berbagai kota di
dalam negeri.
Formasi
Bhaskara 86 lengkapnya terdiri dari Udin Zach (flute & saxophone), Djoko
W.H. (gitar), A.S. Mates (bass), Bambang Nugroho (piano), Didi Hadju (kibor),
Karim Suweileh (drum), Dullah Suweileh (perkusi), Luluk Purwanto (biola dan
vokal) dan Vonny Sumlang (vokal). Di luar dugaan, album itu sukses dan terjual
hingga 75,000 kaset.[1] Sebuah angka yang sangat sulit dicapai oleh rekaman
musisi jazz Indonesia pada masa itu. Lagu-lagu di album tersebut sangat
populer, khususnya lagu-lagu seperti "Betawi", "Putri",
"Life Is Too Short To Worry". Lagu "Betawi" dipakai menjadi
lagu tema acara siaran berita Seputar Jakarta dari RCTI lagu penutup acara
siaran berita Seputar Indonesia dari RCTI. Gesekan biola Luluk Purwanto di lagu
tersebut memang sangat menghidupkan nyawa dari lagu tersebut. Banyak orang yang
hafal di ingatannya akan melodi lagu tersebut, walaupun tidak mengenal judul
lagu apalagi musisi yang memainkannya. Lagu "Putri" yang populer
merupakan ciptaan dari Yanti R., yang sebenarnya merupakan kependekan dari Siti
Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut). Lagu ini direkam kembali pada album Bhaskara
91 dalam versi vokal. Lagu "Life Is Too Short To Worry" dengan vokal
dari Vonny Sumlang saat ini terdapat dalam format CD, yaitu di dalam album
kompilasi Best of Jazzy Vocals.
Sukses
album pertama Bhaskara 86 di industri musik Indonesia dilanjutkan dengan rilis
volume keduanya pada tahun 1987. Album yang berjudul "Lady Bird" ini
kembali diproduseri oleh Bhaskara Music Production (Bhamution), namun
distribusinya menggunakan label rekaman Bulletin Record . Namun hasil
penjualannya biasa saja dan tidak sesukses album pertama. Lagu
"Bayang-bayang" dari album ini menjadi salah satu lagu dalam
kompilasi Indonesian Jazzy Vocals Too. Uniknya, justru lagu “Bayang Bayang”
adalah lagu yang tidak disertakan di rilis ulang dalam album tersebut pada
tahun 1988. Rilis ulang album Lady Bird meniadakan “Bayang Bayang” dan “Kaki
Lima”, dan menyertakan satu track baru karya Mates, “Ease My Pain”. Di volume
kedua ini juga Peter F. Gontha menyumbangkan sebuah karyanya, “Sunday 14th”,
untuk dimainkan oleh Bhaskara.
Kiprah
Bhaskara mulai tersendat, bahkan akhirnya berhenti, dan kemudian Peter F.
Gontha merekrut beberapa personel Bhaskara ke dalam grup baru Wong Emas, yang
sebelumnya lebih dikenal dengan nama Gold Guys dan kemudian Luluk Purwanto
hijrah ke Eropa mengikuti suaminya, Rene van Helsdingen.
Sepeninggal
Luluk Purwanto ke Eropa, Bhaskara mengeluarkan album ketiga dengan menggunakan
nama Bhaskara 91. Bhaskara merilis albumnya atas dukungan manajemen Citra
Dharma Bali Satya, melalui label Lolypop Record. Di sini tampak sekali Bhaskara
mencoba berkompromi dengan pasar. Walaupun memiliki Vonny Sumlang, Bhaskara '91
mengundang banyak bintang tamu untuk menyumbangkan vokalnya di album tersebut.
Bintang tamu yang ada di antaranya Harvey Malaiholo, Ermy Kullit dan Andi
Meriem Matalatta. Yanti R. menyumbang 4 lagu ciptaannya di sini dan
masing-masing dinyanyikan oleh 4 vokalis yang berbeda. Lagu Putri dibuat versi
vokalnya dan dinyanyikan oleh Harvey. (versi ini kini terdapat dalam CD
"The Reflections of Harvey Malaiholo Greatest Hits 1987-2007").
Setelah
album ini, Bhaskara tidak pernah mengeluarkan album lagi, apalagi dengan
wafatnya pimpinan Bhaskara, Udin Zach yang sulit dicari penggantinya. Udin Zach
merupakan salah satu saksofonis terbaik yang dimiliki Indonesia di samping
Embong Rahardjo dan Maryono. Pada tahun 70'an Udin Zach pernah menjadi anggota
grup rock progresif Ariesta Birawa dan bergabung juga dalam Madesya pimpinan
May Sumarna.
Anggota
Bhaskara lainnya sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Bambang Nugroho sempat
menjadi anggota The Square bersama Donny Suhendra (guitar) dan Yuke Sumeru
(bass) dan sering tampil secara rutin di TVRI. Saat ini menetap di Bandung dan
mendirikan sekolah musik serta mengajar piano secara privat.
Diskografi
(1986)
Bhaskara 86 - (Produksi Bhaskara Music Production, distribusi Aquarius
Musikindo, 1986).
(1987)
Bhaskara volume 2 (Lady Bird) - (Produksi Bhaskara Music Production, distribusi
Bulletin Record, 1987).
(1991)
Bhaskara 91 (Putri) - (Produksi PT. Cipta Isthika Rucitra Indoensia, distribusi
Lolypop Record, 1991).